Merinding!!!Di video kali ini saya membuat video tentang gambaran ketika kiamat nanti tiba,dan ini pasti bakal terjadi pada waktunya dan dialami oleh semua
بسماللہ الرحمن الرحیم Sebagian Pokok Bahasan: Status Jalsah UK sebagai Jalsah Internasional dan Jalsah Markas karena keberadaan Khalifah di sana.Sejarah dan Rincian pengelolaan Jalsah UK.Uraian bidang-bidang Langgar Khanah, Scanning, Parkir, pengaturan lalu lintas, keamanan dan lain-lain.Mekanisasi (penggunaan mesin-mesin) untuk kemudahan dan peningkatan produktivitas bukan
بِسْــــــمِاﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Tujuan Manusia Hidup Adalah Kembali Ke Jalan Allah SWT. Maka kerjakanlah sholat,ibadah,zikir,sedekah,amal,zakat,puasa dan kebaikan menurut firman2 Allah yg terkandung di dalam kitab suci Al,Quran, hadits2, riwayat2 tuntunan nabi-nabi dan rasullulloh. Laksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan hati sabar,tawakal dan
KajianGus Baha'#gusbaha#gusbahaterbaru#trending3
Parasalafussoleh misalnya,saat bulan ramadhan tiba siang dan malam,dirumah maupun dalam keadaan safar/bepergian selalu tak lepas dari mambaca alqur'an.Mereka mempunya kadar yang berbeda2 dalam menghatamkannyaDalam beberapa riwayat menyebutkan ada diantara mereka tiap 10 hari sekali,8 hari sekali,7 hari sekali,6 hari sekali,5,4 dan yang
KumpulanArtikel Menurut Para Ahli. Mimpi Hari Kiamat Dan Dihisab. Arti Mimpi Hari Kiamat Saat Sholat / Sembahyang; Apa arti bermimpi hari kiamat saat sholat / sembahyang? Mimpi shalat atau sembayang di hari kiamat punya tafsir pertanda bagus. Arti mimpi hari kiamat tiba yaitu Anda selalu berbuat maksiat dan menunda-nunda tobat.
Amalanbulan Ramadhan & Syawal TERLENGKAP. Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.
Disusunoleh: Marwan bin Musa (Semoga Allah mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan kaum muslimin semua, Allahumma amin) Disebarluaskan oleh situs: www.tafsir.web.id
Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,Allah berfirman "inna zalzalatassa'ati syai'un adhim " hari kiamat itu adalah hari yang sangat dahsyat. QS. Al Hajj : 1. Kenapa kita lihat itu? Hari itu orang yang punya bayi yang diasuhnya dilempar bayi itu dan meninggalkan semua anaknya karena takut dimintai pertanggungjawaban.
TargetPerjuangan Wanita. Oleh : Maulana Harun Al Rasyid. Target Masturoth. Asskm Wr. Wb. Allah Swt menciptakan manusia ini untuk waktu yang sangat singkat, begitu singkatnya kehidupan di dunia ini, Allah Swt menyebut hari kiamat itu sebagai "Ghot" : "Wan tandzur qoddamat Li Ghot.". Hendaklah setiap jiwa mempersiapkan untuk esok hari.
XYxIP. Manusia menjalani kehidupan di alam dunia dan perjalanan di akhirat. Keadaan di kehidupan dunia dan keadaan di hari akhir merupakan dua keadaan yang saling berhubungan. Baiknya amalan seseorang saat di dunia adalah sebab keberuntungan dan kebahagiaan seseorang di hari kiamat. Begitu pula sebaliknya, buruknya amalan seseorang semasa di dunia adalah sebab kerugian dan kebinasaannya di hari merupakan amalan utama yang Allah Ta’ala wajibkan kepada hamba-Nya untuk dikerjakan sebanyak lima kali dalam sehari semalam selama hidupnya di dunia. Barangsiapa yang menjaga shalatnya dengan baik, mempunyai perhatian lebih, senantiasa memelihara kualitas, mengerjakan pada waktunya, menjaga syarat, rukun, dan wajib shalatnya, maka di hari kiamat dia akan dimudahkan keadaannya oleh Allah Ta’ala. Adapun orang yang semasa hidupnya meremehkan, tidak perhatian, tidak bersungguh-sungguh, tidak menjaga syarat, rukun dan wajib shalatnya, maka di hari kiamat dia akan mendapati keadaan yang sulit At-Tirmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits dari Huraits bin Qabishah rahimahullahu, beliau berkata,“Aku mendatangi kota Madinah dan meminta kepada Allah agar memberiku teman yang shalih, lalu aku duduk dengan Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dan aku berkata kepadanya, Wahai Abu Hurairah, aku telah meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar mengarunikan kepadaku teman yang shalih, maka ajarilah aku sebuah hadits yang pernah kau dengar dari Rasulullah, semoga Allah memberiku manfaat dengan hadits tersebut. Abu Hurairah Radhiyallaahuanhu berkata, Aku pernah mendengar Rasulullaah Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرSesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab dihitung pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya bagus, maka sungguh dia telah beruntung dan sukses. Namun sebaliknya, bila shalatnya rusak, maka dia akan celaka dan merugi’” HR. At-Tirmidzi no. 413, An-Nasa’i no. 465, dishahihkan oleh Syaikh-Al Albani dalam Shahih Al Jami’Baca Juga Upaya Menjaga Kemurnian Islam, Menyoal Tahdzir dan Norma-NormanyaPerhatikanlah apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wa sallam tersebut. Bagus atau tidaknya shalat seseorang akan menyebabkan beruntung atau ruginya dia di hari kiamat kelak. Orang yang menyia-nyikan dan meremehkan shalat, berarti dia telah memposisikan dirinya menjadi orang yang merugi dan celaka saat di hari kiamat kelak. Saat itulah dia akan menyesali masa lalunya, sebuah penyesalan yang tak bermanfaat sedikit pun bagi Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Musnad, dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallaahu anhuma, dari Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau Shallallahu alaihi wa sallam berbicara tentang shalat. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَنَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ“Barangsiapa menjaga shalatnya, maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaga shalat, maka dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Dan kelak pada hari kiamat, dia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” HR. Ahmad no. 6576. Syaikh Bin Baz mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan dengan sanad hasan Majmû Fatawa, 10 278Dapat diambil pelajaran dari hadits tersebut bahwa siapa pun yang menyia-nyiakan shalat, berarti dia telah mengukuhkan dirinya untuk dikumpulkan di padang mahsyar bersama dengan para tokoh kekufuran dan kebatilan. Apabila seseorang semasa hidupnya telah merelakan dirinya sibuk dengan sendau gurau, kebatilan, kesesatan, kefasikan, kelakar, dan mengikuti para tokoh sesat dan penyeru kerusakan, maka dia di hari kiamat kelak akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semacam dirinya الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ“Kepada para Malaikat diperintahkan, “Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang senantiasa mereka sembah.” QS. Ash Shaffat 22Baca Juga Beberapa Kesalahan Dalam MasjidDalam ayat tersebut, Allah Ta’ala kembali menegaskan bahwa di hari kiamat seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semisal dengan dirinya semasa di dunia. Apabila semasa di dunia dia merupakan orang yang senantiasa menjaga shalatnya di masjid, maka Allah Ta’ala akan memuliakannya dengan mengumpulkannya bersama orang-orang yang senantiasa menjaga shalatnya, yang senantiasa mentaati Allah Ta’ala, dan mengumpulkannya bersama para Nabi dan orang-orang shalih. Adapun orang-orang yang enggan, yakni orang yang semasa hidupnya terlalaikan dari shalatnya oleh kefasikan, kesesatan, kesia-siaan, dan kebatilan, maka dia akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semisalnya, yakni orang yang juga melalaikan Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى“Semua ummatku akan masuk ke dalam surga kecuali orang yang enggan.” Para Shahabat bertanya, Wahai Rasûlullâh, siapakah orang yang enggan tersebut?’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang mentaatiku, dia akan masuk ke dalam surga. Dan barangsiapa yang menyelisihiku, maka sungguh dialah orang yang enggan.” HR. Bukhari no. 7280, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhuBayangkan keadaan di hari kiamat! Hari yang sangat genting dan mengerikan. Pada hari itu, manusia akan berdiri yang seharinya se-kadar dengan lima puluh ribu tahun. Sebandingkah dengan hari-hari yang kita lalui selama hidup di dunia? Sebandingkah lamanya waktu kita di hari kiamat dengan hari-hari kita saat di dunia yang mungkin hanya bekisar 60, 70, 80 tahun, atau sekitar itu?Mari kita ambil sebuah permisalan. Seseorang yang berumur 60 tahun, sepertiganya diisi dengan tidur karena setiap hari tidur sekitar 8 jam dan kita tahu bahwa orang yang tidur tidak dicatat amalnya. Itu artinya orang yang berumur 60 tahun akan menghabiskan 20 tahunnya untuk tidur. Kemudian dari 60 tahun tersebut, sekitar 15 tahun di awal seseorang belum mukallaf. Lantas berapa tahun sisa masa efektif bagi orang tersebut untuk beramal? Itu pun apabila umurnya 60 tahun, sedangkan kita tidak tahu berapa umur karena itu, sudah seharusnya kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Ta’ala dalam perkara shalat ini. Perkara shalat merupakan perkara yang agung di sisi Allah Ta’ala. Sehingga apabila kita mengagungkan perkara shalat ini, maka Allah Ta’ala akan mengagungkan urusan kita di sisi Nya, dan Allah Ta’ala akan memberikan kedudukan yang tinggi. Jangan sampai menyia-nyiakan shalat karena menyia-nyiakan shalat merupakan kerugian yang dalam kitab al-Mustadrak karya Al Hakim 1 158, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,يَوْمُ الْقِيَامَةِ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كَقَدْرِ مَا بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ“Bagi orang-orang yang beriman, hari kiamat itu seperti waktu antara shalat Zhuhur dan Ashar.” Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’Dalam hadits tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan waktu di antara 2 shalat. Ini adalah sebuah peringatan akan besarnya pengaruh shalat dalam merealisasikan kondisi di kita harus bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam perkara shalat ini. Perkara ini merupakan perkara agung yang banyak diremehkan, disepelekan dan dianggap enteng oleh orang-orang. Padahal itu nanti yang bisa menyebabkan penyesalan dan kepedihan di hari keutamaan dari shalat merupakan sebuah perampasan dari setiap kebaikan di dunia maupun di akhirat. Orang-orang seperti itulah yang akan mendapatkan kerugian, kerendahan, dan kehinaan. Dia lebih memilih untuk melalaikan shalatnya daripada mendapatkan kebaikan dan keutamaan dari Allah Ta’ala. Kebaikan dan keutamaan yang manakah yang bisa diharapkan jika shalat yang menjadi penghubung antara dia dengan Allah Ta’ala saja dia lalaikan?!Baca Juga Delapan Kaidah Penting untuk Muslim dan MuslimahMungkin selama ini kita sering mendengar nasihat terkait shalat seperti ini. Bertahun-tahun dan dalam waktu yang lama. Namun sudahkah kita memasukkan nasihat-nasihat tersebut ke dalam hati kita, kemudian kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah Ta’ala menolong, memberikan taufik dan mengarahkan kita untuk senantiasa menjaga shalat tersebut serta tidak menyerahkan perkara tersebut kepada diri-diri kita sendiri yang lemah ini walaupun hanya sekejap mata?! Ataukah kita masih saja lalai dan abai!?Ya Allah, Engkaulah Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Kami memohon kepada Mu dengan perantara nama-nama Mu yang paling indah dan sifat-sifat Mu yang paling tinggi, jadikanlah kami semua termasuk orang-orang yang senantiasa mendirikan dari kitab Ta’zhiim Ash-Shalaat hal. 30-34, karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu ta’ala, cetakan pertama tahun 1434, penerbit Daar Al JugaPenulis PridiyantoArtikel
Yang dimaksud hari akhir itu adalah hari kiamat. Permulaannya sejak seluruh manusia dari kubur untuk digiring ke padang mahsyar hingga waktu yang tidak terbatas berdasarkan pendapat yang sahih. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa mulai dari bangkit dari kubur untuk digiring hingga ahli surga masuk ke surga, dan ahli neraka masuk neraka. Dinamakan hari akhir karena itulah akhir dari hari-hari yang ada di dunia, dalam arti bahwa hari akhir itu tersambung dengan akhir hari-hari di dunia, atau disebut sebagai al-yaumul âkhir karena tidak ada lagi hari dunia selepasnya. Dinamakan hari kiamat qiyâmah kebangkitan, berdiri karena bangkitnya manusia pada hari itu dari kuburan mereka, dan berdirinya mereka di hadapan sang Pencipta serta tegaknya hujjah yang menyelamatkan mereka dan juga hujjah yang menyengsarakan mereka. Umar Sulaiman al-Asyqar dalam buku Al-Yaumul Âkhir Qiyâmah Kubrâ menyebut 22 istilah populer tentang hari akhir dalam Al-Qur’an. Ia juga menyebutkan istilah tambahan lainnya yang diserap dari Al-Qur’an, serta tambahan istilah lainnya dari para ulama. Ia mengutip al-Qurthubi yang membolehkan penggunaan penyebutan hari akhir dengan istilah lain yang relevan. Ada tiga istilah yang paling banyak disebutkan Al-Qur’an terkait hari akhir ini, yaitu yaumul qiyamah hari kebangkitan, terulang tujuh puluh kali; as-sâah waktu, terulang empat puluh kali; al-âkhirah akhir; penghabisan terulang seratus lima belas kali. Adapun yaumul âkhir terulang 24 kali; Yaumud Din hari pembalasan terulang enam kali; yaumul fashl hari keputusan terulang enam kali; yaumul fath hari pengadilan terulang dua kali; yaumut talâq hari pertemuan terulang dua kali; yaumul jam’i hari pengumpulan terulang dua kali; yaumul khulûd hari kekekalan terulang dua kali; yaumul khurûj hari keluar terulang dua kali; yaumul ba’ts hari kebangkitan terulang dua kali; yaumut tanâd hari panggilan terulang dua kali. Kemudian ada yaumul hasrah hari penyesalan, yaumul azifah hari mendekat, dan yaumu taghabun hari terbukanya aib yang masing-masing sekali. Juga ada istilah al-qâriah bencana yang menggetarkan; al-ghâsyiah bencana yang tak tertahan, as-shakhkhah bencana yang memekakkan, al-hâqah kebenaran besar, dan al-wâqiah peristiwa besar. Beriman meyakini adanya hari akhir adalah bagian dari rukun iman. Syekh Thahir bin Shalih al-Jazairy w. 1338 H dalam Al-Jawahir al-Kalamiyah menyampaikan bahwa rukun iman atau rukun akidah Islam itu meliputi enam hal. أَركَانُ الْعَقِيدَة الاسلامِيّة سِتّةُ أشياء وهيَ الإيمان بالله تعالى والإيمان بملائكته والإيمان بكتبه والإيمان برسله والإيمان باليوم الاخر والإيمان بالقدر Artinya “Rukun akidah Islamiyah itu ada enam hal, yaitu 1 iman kepada Allah, 2 iman kepada malaikat Allah, 3 iman kepada kitab-kitab Allah, 4 iman kepada para rasul Allah, 5 iman kepada hari akhir, dan 6 iman kepada qadar takdir Allah.” Iman kepada hari akhir ini adalah penting sekali. Sedemikian pentingnya maka dalam Al-Qur’an dan hadits keimanan pada hari akhir ini kerap disandingkan dengan keimanan kepada Allah. Dan memang ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan yang banyak dijabarkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yaitu pembuktian tentang keesaan Allah, yang berarti ini tentang iman kepada Allah, dan kedua, uraian atau pembuktian tentang hari akhir. Mari kita perhatikan kedua keimanan ini yang kerap disandingkan dalam Al-Qur’an dan hadits. وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ Artinya “Di antara manusia ada yang mengatakan "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” Al-Baqarah 28 إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ Artinya “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” At-Taubah [9] 18 Tersebut dalam hadits riwayat Imam Bukhary dan Muslim مَنْ كان يؤمن بالله واليوْم الاخر فلْيقُلْ خيْراً اوْ لِيَصْمُتْ “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata benaar atau diam.” Masalah hari akhir ini memang masalah yang selalu dikaji manusia dari masa ke masa. Konsekuensi keyakinan ada hari akhir ini meniscayakan keyakinan adanya kehidupan baru selepas manusia mati. Manusia tentang keyakinan kehidupan selepas kematian itu terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama, yang percaya bahwa apabila manusia itu sudah mati maka tidak ada kehidupan lagi baginya, alias tamat dengan kematiannya. Inilah pandangan kaum penganut materialisme. Keingkaran adanya hari akhir ini misalnya disampaikan Al-Qur’an sebagai berikut وَقَالُوٓاْ إِنۡ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِينَ Artnya “Dan tentu mereka akan mengatakan pula Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan’." Al-An’am [6] 29. Kedua, manusia yang percaya bahwa selepas kematiannya ia akan mengalami kehidupan baru reinkarnasi. Manusia yang jahat akan lahir kembali dalam wujud yang lebih hina, misalnya menjadi binatang. Karena pemahamannya yang demikian ini mereka tidak percaya adanya hari akhir. Al-Qur’an menyatakan bahwa mereka yang ingkar, baik dari kelompok pertama maupun kelompok kedua ini akan mengalami kerugian atas ketidak percayaannya itu. Karena hari akhir pasti akan datang. حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ Artinya “Hingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.” Al-An’am 6 31. Ketiga, manusia yang percaya adanya hari akhir, yakni kepercayaan yang dibawa oleh para utusan Allah. Bahwa ada kehidupan abadi setelah manusia mengalami kematian. Manusia yang beragama, akan meyakini bahwa keimanan kepada Allah meniscayakan bukti yaitu amal perbuatan. Dan amal perbuatan ini akan sempurna motivasinya dengan keimanannya pada hari akhir. Karena kesempurnaan balasannya itu ada pada hari akhir. Dinyatakan dalam Ali Imran ayat 185. كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ Artinya “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Nah, dengan mengimani bahwa suatu saat nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini akan hancur lebur pada hari kiamat, maka hal itu pasti akan membuat seseorang lebih berpikir dalam bertindak, atau tidak semena-mena dan tidak sesuka hatinya karena dengan apa yang dia lakukan di dunia akan dia pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Kapan Kiamat itu Tidak ada makhluk Allah yang tahu kapan persisnya hari kiamat terjadi. Pengetahuan tentang itu hanya Allah yang tahu. Dalam surat al-A’raf ayat 187 dinyatakan يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ Artinya “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat Bilakah terjadinya?’ Katakanlah Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia’.” Dalam al-Ahzab ayat 63 dinyatakan bahwa pengetahuan tentang kiamat itu adalah dari Allah, dan boleh jadi sudah dekat waktunya. يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا Artinya “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu hai Muhammad, boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” Walau dinyatakan boleh jadi sudah dekat tapi manusia tidak tahu kapan persisnya. Bahkan semenjak Rasulullah diutus pun sudah dikatakan dekat. Boleh jadi kedekatan akan datangnya kiamat itu dihubungkan dengan usia dunia yang sudah cukup tua, memanjang dari zaman Nabi Adam alaihis salam hingga Nabi terakhir Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Muslim بعثت انا والساعة كهاتين ويقرن بين اصبعية السبابة والوسطى “Aku diutus dan perbandingan antara masa diutusku dengan hari kiamat adalah seperti ini sambil menggandengkan kedua jari-jarinya, yaitu jari telunjuk dan tengah.” Ada banyak pertanda situasi kapan kiamat itu terjadi, misalnya hadits di bawah ini yang menyatakan bahwa kiamat akan terjadi kepada seburuk-buruk manusia. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ النَّاسِ ». رواه مسلم ـ Nabi bersabda “Kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada manusia paling buruk.” HR Muslim قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَدْعُونَ اللَّهَ بِشَىْءٍ إِلاَّ رَدَّهُ عَلَيْهِمْ رواه مسلم ـ Abdullah bin Amr bin Ash “Kiamat tidak akan terjadi kecuali kepada manusia terburuk. Mereka lebih buruk dari pada Jahiliyah. Mereka tidak minta kepada Allah kecuali Allah menolaknya.” Muslim Gambaran seburuk-buruk manusia itu karena mereka sudah melupakan Allah, karena mereka sudah tidak mau menyebut nama Allah. عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِى الأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ ». رواه مسلم ـ Nabi bersabda “Tidak akan terjadi kiamat hingga di bumi tidak ada yang mengucapkan Allah Allah” HR Muslim Dalam Surat Muhammad ayat 18, Allah menyatakan bahwa kedatangan kiamat itu terjadi secara tiba-tiba. Walau demikian, sebelum kedatangan itu ada tanda-tandanya. Al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsir ad-Durrul Mantsur banyak meriwayatkan hadits tentang tanda-tanda kiamat, baik yang shughra atau kubra. فَهَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم بَغۡتَةٗۖ فَقَدۡ جَآءَ أَشۡرَاطُهَاۚ فَأَنَّىٰ لَهُمۡ إِذَا جَآءَتۡهُمۡ ذِكۡرَىٰهُمۡ “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat yaitu kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang.” Sayyid Husain Affandi terkait tanda-tanda kiamat menyampaikan dalam kitab Al-Hushun al-Hamidiyah bahwa kedatangan Imam Mahdi adalah awal dari tanda kiamat kubra. Hal ini sesuai pula dengan pernyataan Syekh Amin al-Kurdy dalam Tanwir al-Qulub. ثم إِذَا تصرم الزمان وقرب يوم القيامة ظهرت له علامات منها العلامات الصغرى التى ظهر منها فى هذا الزمان الكثير ومنها العلامات الكبرى وهي عشر ظهور المهدي وخروج الدجال ونزول سيدناعيسى عليه السلام وخروج يأجوج ومأجوج وخروج الدابة التى تكلم الناس وطلوع الشمس من مغربها وظهورالدخان ويمكث فى الأرض اربعين يوما يصيب الكافر حتى يصير كالسكران ويصيب المؤمن منه كهيئة الزكام وخراب الكعبة على يد الحبشة بعد موت عيسى عليه السلام ورفع القران من المصاحف والصدور ورجوع اهل الارض كلهم كفارا “Apabila zaman itu hampir berakhir dan hari kiamat telah dekat, maka muncullah beberapa tanda. Di antara tanda itu ada tanda kecil yang telah muncul sebagian besarnya di zaman ini, dan di antaranya ada tanda besar yang jumlahnya ada sepuluh yaitu; munculnya al-Mahdi, keluarnya dajal, turunnya Isa, keluarnya yakjuj makjuj, keluarnya hewan yang dapat berbicara kepada manusia, matahari terbit dari barat, timbulnya asap selama empat puluh hari yang menimpa orang kafir sehingga ia menjadi seperti orang yang mabuk dan menimpa orang beriman sehingga ia menjadi seperti orang yang flu, runtuhnya Ka’bah oleh orang habasyah setelah Isa wafat, diangkatnya Al-Qur’an dari mushhaf dan dada, serta kembalinya penghuni bumi pada kekufuran.” Kiai Sahal Mahfudh dalam buku Dialog dengan Kiai Sahal Mahfudh menyatakan, Jadi, sebenarnya kiamat bisa diperpanjang jatuh temponya oleh perilaku manusia sendiri, sepanjang masih berperilaku dengan ketentuan-ketentuan ilahiah agama, tidak menampakkan tanda-tanda itu, maka insyaallah kiamat tidak akan buru-buru datang. Apakah sekarang ini kita sudah mendekati hari kiamat, ada baiknya pertanyaan itu kita renungkan dalam hati sanubari masing-masing. Jangan-jangan kita sendirilah yang telah menjadikan kiamat semakin dekat karena perilaku yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan ilahiah. Ustadz Yusuf Suharto, anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
- Hari Kiamat merupakan salah satu momen yang wajib diyakini umat Islam. Penanda kedatangan hari Kiamat adalah dua tiupan sangkakala dari Malaikat Israfil. Tiupan pertama adalah isyarat kehancuran alam semesta. Selanjutnya, tiupan kedua adalah tanda kebangkitan manusia dari alam kubur dan berkumpul di Padang Mahsyar. Dalil mengenai keimanan pada hari akhir tergambar dalam banyak nas Alquran dan hadis, di antaranya dalam surah Al-Hajj ayat 7 "Dan sungguh [hari] Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya. Sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur," QS. Al-Hajj [22] 7. Di antara petunjuk mengenai hari Kiamat adalah kejadiannya akan berlangsung pada Jumat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at. Di hari itu, Adam diciptakan; di hari itu, Adam meninggal; di hari itu, tiupan sangkakala pertama dilaksanakan; di hari itu pula, tiupan kedua dilakukan,” Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah. Keadaan Manusia pada Hari Kiamat Keadaan manusia pada Hari Kiamat ini terbagi menjadi dua keadaan, yaitu saat sangkakala pertama ditiup dan saat sangkakala kedua dibunyikan. Hal ini tergambar dalam surah Az-Zumar ayat 68 sebagai berikut"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu [putusannya masing-masing]," QS. Az-Zumar [39] 68. Ketika sangkakala pertama ditiup Malaikat Israfil, semua makhluk yang ada di alam semesta akan panik. Tiupan itu juga akan mengguncangkan Bumi, membuat gempa, gunung meletus dan hancur, serta bintang-asteroid akan menabrak Bumi. “Dan [ingatlah] hari [ketika] ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah. Dan mereka semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri," QS. An-Naml [27] 87. Seluruh penduduk Bumi akan ketakutan. Saking takutnya, orang-orang akan lupa pada sekitar dan hanya ingat pada keselamatan diri sendiri. Ibu akan lupa pada bayinya, anak-anak lupa pada orang tuanya, dan istri juga tidak ingat lagi dengan keadaan suaminya, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Hajj ayat 1-2. Tiupan sangkakala pertama ini akan memusnahkan alam semesta hingga tak bersisa apa pun, kecuali yang dikehendaki Allah SWT. Inilah Kiamat kubra besar yang merupakan bagian dari ketetapan Allah SWT. Setelah beberapa waktu, Allah SWT kemudian memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniupkan sangkakala kedua. Tiupan ini akan mengembalikan semua ruh kepada jasadnya. Manusia dibangkitkan dari kematian untuk mengikuti pengadilan Allah di Padang Mahsyar. Momen ini dikenal sebagai Hari Perhitungan Yaumul Hisab. “Pada saat hari ketika mereka dibangkitkan oleh Allah semuanya, lalu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan [mencatat] amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu,” QS. Al Mujadilah [58] 6. Keadaan manusia di Padang Mahsyar adalah dalam kondisi "tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan," Muslim. Kondisi ini kian menyiksa sebab matahari berada di atas kepala manusia. Selain itu, ada perbedaan waktu di Padang Mahsyar dengan waktu di dunia. Sehari di Padang Mahsyar setara dengan tahun di dunia. Di Padang Mahsyar, seluruh manusia akan menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya tercatat secara rinci dan detail. Orang yang beriman dan beramal saleh mereka merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat dosa dan kejahatan akan menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih, serta penuh penyesalan. Selepas amal-perbuatan manusia ditimbang, mereka akan ditentukan apakah masuk neraka atau surga. Orang-orang beriman akan masuk surga, sementara orang-orang kafir akan berakhir di juga Pengertian Kiamat Kubra dan Kiamat Sugra serta Contohnya Apa Itu Kiamat Kubra Pengertian, Tanda & Ciri-Cirinya dalam Islam - Sosial Budaya Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno